Bapak...
Aku mengenalmu hampir di 18 tahun usiaku. Meski tak banyak cerita tentang
kedekatan Kita sebagai seorang Anak dan Bapaknya. Mengapa Kita tak dekat?...
Biarlah itu menjadi rahasia Kita berdua. Cukuplah Kita yang tau,. Dan di
usia setua ini, Aku baru merasakan betapa besar sayangmu padaku.
Pada anak
gadismu yang telah dicuci otaknya bahwa Kau tak pernah menginginkanku dalam
hidupmu. Karena Aku seorang perempuan. Gadis kecil yang kerap Kau usir dari
rumah bersama Ibunya, bila terjadi peperangan antara kalian yang tak pernah Aku
mengerti masalahnya.
Namun ironisnya, Aku tetap mengingat detil keromantisan Kita berdua di saat
saat tertentu. Bahkan kenangan saat usiaku 5 tahun, masih menancap kuat dalam
ingatanku.
Bapak...
Masih ingatkah Kau saat kecilku dulu sangat menyukai iklan mi instan dengan
Ira Maya Sopha sebagai bintang iklannya?. Iklan yang selalu hadir dalam mimpi
malamku. Bukan mie instan kuah yang terlihat nikmat membuatku begitu suka
dengan iklan itu. Akan tetapi balon terbang yang membuatku terjerat dalam
imaginasi tiada batas.
Bapak...
Waktu itu Kita memang belum memiliki televisi, karena yang Kau
miliki bukan harta , melainkan jumlah anak yang mencapai dua belas biji. Sekampungpun
hanya beberapa gelintir saja yang memilikinya. Dan salah satunya adalah
tetangga di sebelah rumah Kita. Yang selalu baik hati membukakan pintu buatku
untuk menonton acara film kartun kesukaanku. Woody woodpacker.
Dan Kau selalu heran saat Aku mendengar intro iklan mie instan Aku akan segera
berlari menuju rumah tetangga Kita. Tak peduli apa yang tengah kukerjakan saat
itu. Kau hanya menggeleng dengan jawabanku, kenapa Aku tiba tiba berlari menuju
rumah tetanggaku yang tertutup pintunya, dan hanya mengintip lewat jendela.
Bapak...
Ketika hujan deras mengguyur bumi dan membanjiri kampung Kita, Kau kerap
menggodaku kalau ada iklan itu Aku tak bisa lagi berlari menuju rumah tetangga.
Kau tau itu yang membuatku sedih.
Namun di sore itu, Kau menyiapkan pundakmu untukku. Aku yang tengah demam,
hanya bisa duduk termenung memandang banjir selutut kampung Kita.
" Ayo cepat naik ke pundak Bapak, acara TVnya sedang iklan, siapa tau
sebentar lagi ada iklan mie kesayanganmu”, ajakmu
Ah Bapak, tak banyak berpikir, langsung Aku naik di atas pundakmu. Layaknya
anak kecil lainnya, Akupun berteriak kegirangan merasakan sensasi pertama
kalinya naik di pundakmu. Hilang semua rasa takutku akan sosokmu.
Bapak...
Kau langkahkan kaki menerjang banjir, menggendongku sampai di depan pintu
tetangga. Aku tak dapat masuk karena memang pintu tengah mereka tutup. Tak
apalah toh kaca jendela mereka yang besar masih bisa membuatku melihat balon
udara yang dinaiki Ira Maya Sopha.
Tanyamu saat itu..
"Senang Nduuk...?“
Aku hanya mengangguk
" Sekarang ini cuma naik pundak Bapak ya, semoga suatu saat nanti Kamu bisa naik
balon terbang menuju angkasa. Pergilah kemanapun Kamu suka, asal Kamu selalu
bisa menjaga diri.."
Bapak...
Dulu Aku tak mengerti, tapi kini kusadari. Betapa garangmu, pukulan
tanganmu dan sabetan di tubuhku. Mungkin hanya sebagai pelampiasan atas semua
beban beratmu.
Terima kasih telah mengajarkan Aku atas apa arti mempertahankan diri dan
bertahan hidup.
Bapak...
Aku rindu...
15 comments:
Wah, galak tho bapak panjenengan Jeng.
Bapak ya tetap bapak, kita wajib menghormati ya jeng.
Semoga berjaya dalam GA
Salam hangat dari Surabaya
Terima Kasih sudah ikut dalam Semut Pelari 2nd Give Away :)
Sukses untuk kompetisinya.
Saya masih mengumpulkan kekuatan untuk menyusulnya.
Semoga menang.
Salam.
wah... ada apa dengan bapaknya ini...
Terima kasih Pakdhe,salam hangat juga dari Sidoarjo..:)
Imam Susjaswanto, Ayoo kumpulkan kenanganmu bersama Bapak. Dan ikuti GAnya Semut pelari
Jim...Bapakku adalah lelaki hebat.
Semut Pelari...hope im the winner..:)
Cerita yang sangat menyentuh, yaa
jadi sekarang kalau Bapaknya minta sesuatu jangan kebanyakan mikir ya...
Salam dari Bali :)
Selamat menjadi pemenang pertama..
cerita yang menyentuh sekali, saya sampai meneteskan air mata membacanya. tulisan ini memang pantas menjadi juara pertama. selamat ya mbak, :)
Pendar Cinta, Bapakku sudah Alm. Hanya kiriman doa dalam buket besar buat beliau tiap saat kupanjatkan..:)
Senyum Syukur, Alhamdulillah..#Senyum terkembang
Damae,...terima kasih, gak nyangka bisa menang #sambil sodorin tissue..
bagussss.... selamat menang GA nya :)
Post a Comment