Monday, October 24, 2016

Jadikan Al Quran Sebagai Penolong, Teman, Sahabat Dan Jodohmu


Ini sekelumit kisah pengalaman pribadiku tentang Al Quran tersebut di atas. entah bagaimana cara Allah mengirimkannya, sehingga Al Quran tersebut selalu saja ada bersamaku. Awalnya, ditahun 21012  itu aku di terima sebagai karyawati bagian admnitrasi pada perusahaan pengembangan energi terbarukan. Yaitu energi matahari, angin dan air. Aku diberi ruangan kecil, catnya masih baru dan komputernyapun masih baru. Ruanganku terletak dibagian pojok ruangan. Aku menyukainya karena aku bisa melihat secara langsung taman di depan kantor. Cahaya matahari bisa menerobos hangat langsung ke meja kerjaku. Di meja inilah aku melayani teman dan tamu yang membutuhkan bantuanku dalam urusan adminitrasi dan keuangan. Kerjaku merangkap juga untuk bagian keuangan.

Jadi begini...
Selang tiga hari bekerja, pagi itu ada Al quran kecil menyambut hariku. Sudah pasti, aku bertanya pada rekan sekantor, milik siapakah Al Quran kecil ini. Dan gak ada satupun yang merasa memiliki. Sudah kuingat ingat, bahwa tak ada tamu yang datang ke mejaku tiga hari ini. Pada akhirnya, al quran itu menemani hari hariku. Terkadang kumembacanya usai sholat, terkadang juga hanya sekedar menjadi hiasan meja. Jadi membacanya adalah alih alih untuk hanya sekedar menjadikannya sebagai hiasan. Namun. sisi positifnya adalah, justru di kantorlah aku sempat membaca firman Allah ini. Kalau di rumah sisa tenagaku tak cukup waktu untuk membuka apalagi membacanya.
Setahun kemudian, perusahaanku mengembangkan sayap untuk lebih profesional. Menyewa sebuah ruko di bilangan raya Rungkut. Karena kolega semakin banyak dan proyek juga berdatangan. Energi terbarukan memang menjadi energi alternatif yang mau tidak mau harus terus dikembangkan. Karena energi listrik tak mungkin hanya terus berharap pada PLN. Pindah kantor melelahkan, saking ribetnya aku enggan membawa semua barang. Fokusku hanya pada komputer dan datanya saja. Tak terlalu mempedulikan hal yang lain. Pikirku, biarlah OB kantor yang membuang barang barang yang tidak terpakai lagi. Jadi aku hanya membawa barang milik pribadiku. Seminggu usai pindahan, seorang OB datang ke mejaku,membawa Al quran kecil yang ada di mejaku dulu. Aku terkekeh , sambil berkata"Apa memang tak ada yang mau dengan Al Quran ini selain aku?, mengapa selalu balik lagi ke tanganku, sedangkan ini bukanlkah milikku"
OB menjawab sambil tersenyum "Anggap saja Al Quran ini adalah jodoh ibu, mau ditinggal atau dihindari tetap saja akan bersatu. Tak ada yang bisa memisahkan selain kematian".
Makjleb banget ucapannya. Heiii...tapi Al Quran ini bukan milikku.


Tahun 2015 aku memutuskan untuk resign dari tempat kerja, dikarenakan jarak tempuh dari rumah ke kantor semakin jauh, semakin bertambah juga ongkos transportasinya. Namun tidak berbanding lurus dengan pendapatan atau sallary yang aku terima. Rehat sejenak, sambil mencari peluang pekerjaan apa yang bisa dikerjakan di rumah, tanpa mengabaikan tanggung jawab sebagai orang tua. Sedikit pesimis sih,namun berharap ini adalah keputusan terbaik, Tak ada rasa sedih ketika aku meningalkan tempat kerja, meskipun aku ibarat inang di sini. Sudah akrab dengan rekan kerja yang lain pula. Tak banyak barang pribadi yang ada di meja kantor, hanya satu fotoku bersama kedua anakku yang terbingkai pada frame mungil. Semua barang milik perusahaan tetap di tempatnya.Termasuk Al Quran mungil berwarna silver itu. Sebelum kupergi terlebih dulu aku harus mengajari karyawati penggantiku.

Enam bulan usai aku berpamitan, aku datang ke kantor berkunjung melepas kangen dengan   teman teman juga ada sedikit urusan dengan mantan pimpinan. Ketika kami tengah mengobrol ringan, karyawati penggantku datang ke ruangan pimpinan sambil membawa Al Quran,
"Maaf mengganggu sebentar, pak. Saya mau memberikan Al Quran milik bu Enny yang tertinggal di meja kantor". Aku menerima Al Quran itu dengan bengong dan takjub. Bahkan hingga aku sudah tak bekerja di sini, Al quran ini selalu menungguku untuk kembali padanya. Allahu akbar. ...ucapku sambil menahan tetes air mata keharuan yang tiba tiba menyergap relung kalbuku.
Mantan bosku bertanya  mengapa aku mengucapkan takbir, lalu meluncurlah kisah Al quran ini dari mulutku. Beliau tersenyum, lalu berkata. "Mungkin benar kata OB, Al Quran ini adalah ibarat jodohmu yang akan menemani sepanjang hidupmu. Jadikanlah sebagai penerang jalanmu"

Sepanjang perjalanan pulang, tak berhenti bibirku mengucap istighfar. Begitu banyak dosa yang telah kulakukan, namun Allah masih berkenan memberikan Al quran ini. Al quran yang seolah mencari tuannya. Mungkin adalah pengingat lembutNya untuk menegurku agar senantiasa mengingatNYa dan kembali ke jalanNya. Maha kreatifnya Allah dalam membuat skenario kehidupan. Mempertemukan Al quran yang tak bertuan datang dalam dekapanku. Mengajariku untuk istiqomah tak henti memohon karuniaNya diantara pahitnya hidup yang kujalani.

Al Quran sebagai penolong atau syafaat bagi umat manusia yang sering membacanya sudah termaktub dalam sabda Rasulullah saw.
Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
 “Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya” (HR. Muslim). 

Keutamaan dari membaca Al Quran ini hendaklah bisa memotivasi kita untuk mendzawamkannya setiap hari. Lebih baik lagi apabila kita mempelajari isinya. Menjadikan al quran dikala kita tengah bersedih, menjadikannya teman dikala kita tengah tersakiti. Menjadikannya jodoh saat kita tengan merasa sendiri. Insha Allah, hati akan damai usai membacanya. Sesungguhnya Allah telah memberikan obbat dari segala rasa sakit dalam hidup umatNya. Dia menawarkan obat, memberikan petunjuk melalui firmanNya ketika manusa dalam kegelapan. Dan, di padang ma'shar nanti, Al quran adalah penolong kita yang akan memayungi kita ketika panas matahari tepat di atas kepala kita.

Maka jadikanlah Al Quran sebagai penolong, teman , sahabat dan jodohmu.





0 comments: