Wednesday, May 15, 2013

Nyamuk dalam kenangan


Aroma apapun yang terhirup di hidungku pasti akan membawaku ke sebuah kenangan. Sepertinya saraf saraf  hidungku berkolaborasi dengan baik dengan saraf otakku. Hingga bila saraf hidung beraksi saat aroma apapun yang mampir dan di manapun areanya. Otakku akan segera dengan senang hati menampilkan sebuah slide show layaknya sebuah film dokumenter. Seperti saat angkot mampir di POM bensin,kenanganku akan kembali saat hamil putra ke duaku si Javir. Dulu saat hamil Aku suka sekali berlama lama di POM bensin. Menghirup aroma bensin membuatku merasa nyaman dan bayi dalam perutku langsung berjingkrak ala Jon Bon Jovi...aneh ya. 



Kali lain mencium aroma asap obat nyamuk, kenanganku melayang pada sosok ibu tersayang. Kala malam menjelang tidur,usai membakar obat mantra pengusir nyamuk,Ibu akan naik ke tempat tidur ,Kami keempat anaknya yang masih kecil dan keranjingan mendengar dongeng sudah tak sabar menanti Ibu segera memulai ceritanya. Bila Ibu akan menceritakan kisah kancil mencuri mentimun ,Kami serempak kompak menolaknya.,meminta Ibu mengganti cerita lain. Karena cerita itu mirip dengan Kami,suka mengambil buah mangga milik tetangga. Jadi Kami selalu merasa tersindir dengan cerita itu. Ibaratnya ingin melupakan masa lalu,kan Kami sudah tak pernah lagi mencuri mangga..hehe.
Apalagi kalau cerita Ibu adalah saat beliau di camp pengungsian,jaman penjajahan Belanda dulu,sungguh Kami tak mau lagi mendengarnya,kasihan Ibu Kami. 
Dongeng favorit kami adalah dongeng cerita mistis. judulnya adalah "Kisah Nyi blorong" . Percaya atau tidak isi dongeng itu masih kuingat alur ceritanya. Tak pernah Kami bosan mendengarnya. Mungkin cara mendongeng Ibu yang membuat cerita itu menjadi begitu menarik buat Kami. Di dukung dengan aura kamar Kami yang penuh asap obat nyamuk bakar,dan kelambu yang mengelilingi tempat tidur Kami. Mirip banget dengan film horornya almh Suzana..:P.

Dan bila usai Ibu bercerita, Ibu meninggalkan Kami dan beranjak ke kamar Bapak. Kami berempat akan saling berbisik membahas cerita Ibu. Layaknya anak kecil yang lain,yang Kami bahas adalah akan Kami belikan untuk apa koin emas itu bila Nyi Blorong berkenan memberi Kami sekarung koin emas dari sisik tubuhnya yang rontok. Dongeng itu nilai edukasinya di mana ya?....  Yang pasti saat Aku dewasa jadi mengerti apa makna di balik dongeng ibuku, bekerja keraslah untuk menggapai apapun yang kau inginkan, jangan harap lagi sisik tubuh Nyi Blorong mengeluarkan koin emas di kala tubuhnya bergerak mengikuti alunan irama gamelan,di sebuah kamar sesembahan....:D

Namun aroma yang sangat kuat membawaku ke dalam kenangan masa lalu adalah aroma lotion obat nyamuk merk A. Seringkali Aku menghindari aroma itu,namun seringkali juga Aku bersentuhan dengan aromanya. Kenanganku akan berkelebat cepat di tahun 1989. Mengingatkanku pada sosok Bapakku. Saat itu Bapak dirawat di sebuah Rumah Sakit Angkatan Laut. Kanker paru stadium empat yang menggerogoti tubuhnya mengharuskan Bapak harus menginap di sana selama hampir satu bulan. Aku yang selalu kebagian jaga malam,karena saat itu Aku baru lulus SMA dan belum mendapat pekerjaan. Jadi Aku setuju saja dengan hasil musyawarah keluarga. Kupilih setuju,karena paginya Aku bisa beraktifitas membawa map kesana kemari alias mencari lowongan kerja.

Suka duka jaga pasien di rumah sakit tentu saja ada. Sukanya adalah,Aku banyak berkenalan dengan perawat perawat di sana ,baik perawat laki laki maupun wanita. Saling berbincang dan bercanda dengan para penjaga pasien lainnya, adalah sisi menyenangkan buatku. Tak peduli dinginnya malam dan nyamuk yang akan pesta pora menghisap darah Kami. 
Bekal tiap malamku adalah lotion obat nyamuk merk A dan kardus bekas. Wangi aroma lotion obat nyamuk lebih nyaman buatku dan Bapak. Karena Bapak tidak tahan dengan kipas angin, maka kardus bekas adalah kipas angin terbaik untuknya. Rutinitas tiap malam adalah setelah mengusapkan lotion nyamuk ke kaki dan tangan Bapak,giliran kuusapkan ke kaki dan tanganku. Barulah riutal kipas kipas dimulai. Dan dampaknya adalah tanganku sampai kemeng karena semalaman Bapak selalu minta Aku mengipasinya. Bila Aku kelelahan dan kantuk menyergapku,Bapak akan membangunkanku..."En..En..bangun ,ayo kipasi Bapak lagi". 

Bapak dan Aku adalah dua sisi yang berbeda. Kami tak pernah dekat secara emosional. Masa kecilku bersamanya tak terlalu manis untuk dikenang. Kami dekat secara jarak namun  serasa jauh. Di Rumah sakit inilah,di masa Bapak dirawat Kami menjadi dekat secara perlahan. Bapak seringkali bercerita saat masa mudanya,saat jiwa heroiknya masih menyala sebagai tentara melawan Belanda dan Jepang di kota Kami ,kota Surabaya. Betapa menderitanya rakyat Indonesia saat itu. Bapak jarang bertemu ibu,karena seringkali harus bertugas keluar kota.  Tapi meski jarang bertemu,Bapak dan Ibuku bisa menghasilkan duabelas anak...hebat bukan???. Kata Bapak dan Ibuku,banyak anak banyak rejeki. Namun saat mereka beranjak tua,mereka berubah pikiran,ternyata banyak anak banyak masalah.

Saat mengusap lotion  obat nyamuk di tangan dan kaki Bapak, Bapak selalu dengan wajah ceria menceritakan kehidupannya di jaman baheula. Ada perasaaan yang hangat mengalir di lubuk hatiku. Mengapa Bpak tak menceritakan ini ketika Aku kecil dulu pak?,bisik hati kecilku. Ahh..tak ada kata terlambat untuk memulainya. Akupun dengan sungguh sungguh menyimak semua ceritanya. Bila malam ,laparpun kerap menyapa,Bapak suka sekali nasi goreng,pernah suatu ketika Bapak tak mau makanan yang di berikan pihak rumah sakit. 

"En,buatkan Bapak nasi goreng ya,Bapak rindu nasi gorengmu" pinta Bapak
Aku terkesiap,sungguhkah? 
"Rasanya Aku cuma sekali membuatkan Bapak nasi goreng,bagaimana Bapak bisa rindu dengan masakanku" tanyaku seketika
Bapak tersenyum,senyum terindah yang pernah Aku lihat diseumur hidupku.
"Iya,Bapak juga ingat itu. Bapak pikir Kamu hanya bisa main bola,ternyata anak perempuan Bapak ini pinter masak juga..." ucap Bapak sambil mengusap kepalaku lembut.
Hatiku semakin menjerit kegirangan,langsung kupeluk erat tubuh ringkih Bapak. Terima kasih Pak, akhirnya kau usap juga kepalaku,seperti kau usap kepala saudara laki lakiku yang lain. Kemarahan terpendam pada Bapak di masa lalu,menguap seketika.

Sebulan usai Bapak pulang dari di rumah sakit ,Bapak berpulang ke Rahmatullah. Kami berdua menutup cerita antara Bapak dan putrinya dengan indah. Lotion obat nyamuk bukan hanya sebagai kenangan pengingat disaat kerinduan mendera,namun samar samar kisah biru tetap menyelinap jua. Benar kata pak Mario Teguh,maaf tidaklah mengubah masa lalu,tapi maaf memuliakan masa depan. 

                                     
                                                   gambar pinjam disini
 “Tulisan ini diikutsertakan pada Giveaway Cerita di Balik Aroma yang diadakan oleh Kakaakin”
                                           [Giveaway] Cerita di Balik Aroma















0 comments: