Monday, June 17, 2013

FLASH FICTION, MONDAY FLASHFICTION Prompt #16: Kisah dari Balik Jendela



Documen pribadi Hana Sugiharti


Aku sangat hafal dengan rutinitas mama tiap hari, usai sholat subuh mama akan bergegas menuju dapur. Menyiapkan sarapan dan bekal ketiga adikku yang hampir bersamaan tumbuh remaja. Sembari memasak mama akan mengetuk pintu kamar untuk membangunkan mereka, suara nyaringnya akan terdengar jika pintu kamar tak segera terbuka.

"Nadiiiiin, Rakaaaaa,Ameeeel ..banguuuuun. Mau sholat subuh jam berapa kalian ?ini sudah jam lima pagi" teriak mama kencang dan diikuti sebuah ancaman yang pasti akan sungguh sungguh ancaman itu  akan dieksekusinya.
"Awas yaaa, mama akan siram air dingin kalau kalian tidak segera bangun" sambungnya sambil membawa gayung berisi air. Pelanggan sejati eksekusi itu adalah si Raka, ini adalah momen yang paling Aku sukai, sambil mengintil di belakang mama, Aku bisa melihat Raka gelagapan dan bersungut saat mama menyipratkan air ke wajahnya. Dan Aku bisa tertawa terpingkal melihat Nadin dan  Amel hampir selalu bertubrukan berebut memasuki kamar mandi.

Pagi adalah hal terindah yang selalu kunanti, hingar bingar di rumah ini mampu membuat kebahagiaan tersendiri buatku. Bahagiaku melihat ketiga adik tiriku tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan, dan menyayangi mama dengan hebatnya. Terlihat dengan dalam waktu sempitnya mereka akan berangkat ke sekolah, ketiga adikku masih sempat berbagi tugas mengerjakan pekerjaan rumah. Dan Aku , dengan bangga sebagai seorang kakak, cukup duduk manis sambil mengamati mereka satu persatu. Pekerjaan mereka tidaklah sempurna, tapi cukuplah memuaskan buatku. Jadi Aku tak perlu berteriak seperti mama. 

Usai menjadi pengawas Aku beranjak ke kamar mama, memperhatikan cara mama bermake up saat akan berangkat kerja. Aku selalu kagum dengan kecantikan mama, tak salah bila papaku dulu begitu mati matian mengejar mama. Sayangnya, papa tak cukup punya nyali untuk mempertahankan mama. Aku bersyukur pada akhirnya mama menemukan pendamping seorang laki laki yang baik dan bertanggung jawab. Hingga luka di wajah mama lambat laun sirna bersama waktu. Hingga semalam akhirnya Aku bisa memutuskan inilah saat yang tepat bagiku meninggalkan mama. 

Semalam dalam doa panjangnya, mama berkali kali memohon ampun padaNya dan padaku atas dosa dimasa lalu. Kudengar isak tangis di ujung sujudnya, hingga airmata  mama membasahi sajadah. Ah mama, andai dunia Kita sama, Aku ingin memelukmu. mengusap air matamu dan mengatakan Aku telah memaafkanmu, demikian juga denganNya. Dan Aku sangat memahami alasanmu mengapa dulu Kau menggugurkanku. Kau masih sangat belia kala papa menghamilimu dan tak kembali seperti janjinya.

Di sini dibalik jendela ini, tubuhku yang tak pernah beranjak dewasa selalu mengantarmu dan melambaikan tanganku saat Kau berangkat kerja. Meski Kau tak pernah melihatku dan menyentuhku, Aku bisa merasakan apa yang Kau rasakan untukku. Doamu tiap saat untukku, selalu kudengar dan kurindu ma..
Aku tak ingin pergi dari sisimu, tapi Aku ingin damai bersamaNYa,dan Aku sudah memilih . Aku tunggu kehadiran mama di alamku...















0 comments: