Sunday, January 4, 2015

Menjelajah Alun Alun Kota Sidoarjo


Sudah lebih dari sepuluh tahun aku tinggal di kota kecil ini. Saat menginjakkan kaki di kota ini, aku sudah jatuh cinta dengan ruang hijau dan jalan raya yang relatif tak terlalu padat. Tempat tinggal kami hanya berjarak 800 meter dari alun alun. Disinilah dulu aku sering mengajak anak anak bermain bola di tengah lapangan alun alun di hari minggu. Kebanyakan warga kota Sidoarjo menghabiskan akhir pekan di alun alun yang meriah sabtu malam dan minggu pagi. Bukan hanya sekedar olah raga pagi, gowes dan jogging. Tapi juga cuci mata dengan aneka dagangan pedagang kaki lima. Mulai dari aneka makanan, mainan anak anak sampai binatang piaraan ada di sini. Tempatnya tepat di jantung kota Sidoarjo depan Masjid Agungdan gedung DPRD serta pendopo kabupaten. Areanya cukup luas. Apabila ada acara tertentu seperti memperingtai ultahnya kota Sidoarjo dan lelang bandeng tradisi warga kota, semua penduduk seolah tumpah ruah di sini, di alun alun.


Dimalam minggu, alun alun bak perawan genit, dengan warna warni lampu yang menghiasai taman kota. Mengundang keluarga dan muda mudi untuk bergegas mendatanginya. Sekedar menikmati makanan lesehan ditemani pengamen jalanan cukuplah menjadi hiburan tersendiri bagi warga kota Sidoarjo. Maklum, sepuluh tahun lalu belum ada mall di kota ini. Satu satunya tempat perbelanjaan yang besar adalah Ramayana dept store.

Suasana alun alun Sidoarjo dengan hiruk pikuk PKLnya di masa lalu
Sejak kurang lebih tiga tahun lebih, alun alun ini dikembalikan fungsinya menjadi ruang hijau. Tempatnya menjadi lebih bersih dan terbuka. Menjadi pusat kegiatan masyarakat Sidoarjo untuk berolah raga di hari libur dan menikmati car free day. Untuk sesaat masyarakat bisa leluasa tak terjebak dalam kemacetan yang biasa terjadi di hari biasa. Bagaimana tidak, Sidoarjo telah menjadi kota kecil yang padat. Adanya bencana lumpur lapindo, tak membuat kota ini melanjutkan pergerakan  geliat perekonomiannya. Semakin banyaknya perumahan baru di wilayah ini. Dan warga kota Surabaya dan sekitarnya memang mencari tempat tinggal di pinggiran kota Surabaya, tepatnya di sekitar Sidoarjo.


Kebanyakan adalah keluarga baru atau pasangan yang baru menikah. Sehingga tak dapat dicegah lagi, kemacetan luar biasa terjadi hampir tiap hari di jalur menuju kota Surabaya di pagi hari, bagi masyarakat yang tempat mencari nafkahnya di kota Surabaya. Pun di sore hari kepadatan akan terjadi di hampir sudut kota. Tak jarang pula, tempat ini menjadi tempat transit untuk beristirahat bagi para pengguna jalan dari arah kota Malang, Pasuruan dan sekitarnya yang akan pulang dan menuju kota Surabaya. Untuk sekedr sedikit mengurangi rasa penat dalam perjalanan.


Alun alun menjadi tempat yang lebih menyenangkan dan begitu terbuka , para PKL telah di relokasi di barat GOR Sidoarjo. Masyarakat bisa meniklmati hari liburnya dengan nyaman sambil duduk duduk bercengkerama di tempat duduk yang banyak tersedia di pinggir lapangan. Para komunitas pecinta olah raga bisa melakukan kegiatannya disini. Mul;ai dari senam lansia, bola voli dengan SPARTA sebagai ikon klub yang banyak meraih prestasi. atau hanya sekedar refleksi kaki di bebatuan yang ada di pinggir lapangan.
Bahkan tempat ini sering dijadikan komunitas muda fotografer untuk mengasah hobinya. Pengambilan gambar di tempat ini memang lumayan bagus. Semua serba hijau dan bersih.



Yang paling menyenangkan adalah, adanya perpustakaan daerah yang selalu mangkal di alun alun tiap hari minggu. Senang rasanya melihat keluarga membaca buku. Ayah ibu mendampingi putra putrinya memilih dan membaca buku,


0 comments: