Friday, July 1, 2016

Catch every Moment With Kamera Ponsel Idaman




Impian itu gratis 
Tapi impian yang  jadi kenyataan 
 Harus dibayar dengan proses dan kerja keras

Maklum saja, aku tak pernah membeli hape. Hape yang kumiliki selalu sebuah pemberian dari salah seorang saudara. Meski bekas, masih layak pakai. Mayanlah buat telpon telponan dan smsan. Hape pemberian terakhir, berlayar ukuran 2,5 x 2 cm. Berkamera 3 megapixel. Kalau buat berfoto ria banyak orang, harus agak jauhan supaya bisa terambil semua. Jadinya gitu deeh, belum memuaskan. Apalagi kalau suasana mendung atau bekabut sedikit saja, pasti momen yang diambil  tak sesuai  dengan warna aslinya.

Pernah suatu ketika, mendapat undangan launching sebuah produk snack lokal bagi para blogger. Ketika sampai di tempat, sudah banyak blogger yang jepret sana jepret sini. Ambil gambar tuh produk dan lokasinya. Hape mereka, sudah melebihi atmosfer hapeku. Dalam hati ketawa ngakak, ngetawain diri sendiri sih. Kok, berani beraninya datang ke acara beginian, dengan tak memiliki modal hape yang memadai. Tapi ya sudahlah, nasi sudah menjadi bubur, kubur juga rasa minder yang yang perlahan tapi pasti menggerogoti sanubari. Show must go on. Dah, nyang penting ntar nulis review produk, di rumah dimakan sama keluarga, foto seadanya, nulis sebaik baiknya. Karena memang jarang bingit kalau datang di acara macam begini, jadi rada kudet. Beruntung ada temen blogger yang baiiik banget mau minjemin dokumentasi fotonya ke aku dan dikirimnya via imel. Live tweet berhadiahpun kulewatkan, karena hapeku tak memiliki aplikasi twitter. Jadi duduk manis nyimak aja apa isi launching produk hari itu.

  "If you look at what you have in life, you’ll always have more. If you look at what you don’t have in life, you’ll never have enough" -Oprah Winfrey-




Aku tetap mensyukuri hape yang kupunya saat itu. Hape yang bertahun tahun  menemani dan memantau keadaan anak anakku saat kutinggal bekerja di luar rumah. Serta tak lelah untuk terus berdoa agar suatu saat bisa membeli hape pintar seperti iklan di tivi.
Menikmati apa yang kita punya itu penting, untuk membesarkan hati dan menyemangati diri. Biar kamera ponsel bermegapiksel kecil, tapi cukup menghibur untuk bisa mengabadikan momen bertiga kami.

Catch Every Moment with #kamera ponsel

Alhamdulillah wa syukurillah, setelah menabung hampir setahun akhirnya terbeli juga hape pintar impian. Tak sia sia nekat nyembunyiin duit di bawah kasur . ..:D. Hp yang kubeli memiliki layar 5 inch, gede dan cucok buat mata plusku, bila link yang dibuka memiliki aksara kecil, tinggal cubit saja  layarnya. Ramnya 2G memori internal 8 G / 16 G, kamera 8 mega pixel. Handphone apa tuuh, yups yang akhirnya mampu kubeli adalah HP Asus Zenfone Go. Untuk pertama kalinya kedua buah hatiku tak complain, bundanya ini beli hape yang bagus. Karena mereka tahu, selama ini bundanya hanya mendapat hape bekas dari saudaranya. Dan lebih rela mengalah duitnya buat nambahin beli hape anak anaknya yang lebih canggih. Thannx ya , Nak..

Nah, jadinya dengan hape ini, aplikasi apaaa saja langsung didonlot.  Terutama yang berhubungan dengan kamera. Jadi yaa..gak jauh jauh dari aplikasi edit mengedit foto. Norak kelas wahid dah. Yang membuat hepi adalah ada aplikasi untuk membuat mini movie. Sudah ada musik latarnya pulak. Rasa ingin tahuku jadi seperti nak kanak children. Bila kondisi warkop lagi sepi, aku suka mengotak atik semua aplikasi yang sudah jadi bawaan hapenya. Tentu saja yang paling suka adalah kameranya yang 8 mp itu. Warnanya tajam, dramatis dan ori, seindah warna aslinya. Biar mendung tak masalah karena ada pengaturan pada pencahayaannya.

Abaikan pose gigit bibirnya..:D

Dari Semut Hingga dikejar seekor angsa, moment memalukan


 Saya kagum dengan hasil jepretan saya sendiri. eh kagum dengan kamera ponsel Asus.#jujur

  Setelah semua badai berlalu, we are happy now, mobilnya cuma nebeng ya ciiiiin..:D

Dengan ponsel ini, hampir semua moment aku abadikan. Misal saja, kebersamaanku bersama anak anak. Selfie lucu lucuan yang bikin kami ngakak bareng. Moment yang membahagiakan bukan?. Apapun yang menarik untuk kutangkap dengan kamera ponselku, pasti akan kuambil gambarnya. Mulai dari ngambil foto semut yang lagi cari makan sampai angsa yang lagi nyantai di bawah pohon pisang aku foto. Moment ini yang paling memalukan, saking antusuiasnya mengambil foto geng 4 angsa yang lagi nyantai, sedekat mungkin aku ambil pose mereka. jeprat jepret mencari enggel yang bagus. Tentu  bisa di tebak, diantara mereka merasa ada yang terganggu privasinya. Saat aku makin mendekatkan diri bersama kamera ponselku, angsa itu berlari ke arahku dan membuatku segera berdiri dan lari menyelamatkan diri, hampir kaki ini masuk selokan. Hmm...cukuplah jadi bahan tertawaan kawanan anak mung baru ke luar dari area futsal. Angsa itu memang diletakkan di depan sebuah lapangan futsal oleh pemiliknya. Tak ada kandang buat mereka. Beneran, i'm carzy with my kamera ponsel.






Memulai debut sebagai fotografer foodblogger

Keren ya istilahnya...sejak punya hape baru dengan kamera ponsel yang yahud. Segera bikin blog khusus masak memasak...ehm.
Mo masak apa aja, segera di foto. Dikulik tatanan pencahayaannya, de el el. Di mata anak anakku, emaknya ini narsis abis. Mo enak atau gak hasilnya, tetep aja keduanya ikut repot dalam rangka prepare pengambilan foto makanan. Tak cukup di satu tempat, kadang kalau belum pas di hati, makanan harus di pindah ke ruangan lain. Meski kadang terlihat protes, tapi mereka mengiyakan saja apa saat aku butuh pertolongan dalam debut baruku, fotografer foodblogger...:D





Moment penuh emosional


Kamera ponsel ini pula yang mengabadikan moment detik detik terakhir ayah dari anak anakku sebelum kepergiannya. Ini moment paling emosional buat mereka. Bertahun tahun sejak ayah mereka pergi dari rumah meninggalkan kami, ditutup dengan pertemuan terakhir yang dramatis. Ayah mereka dalam keadaan koma, di rawat dalam ruangan ICU. Pertemuan yang hanya mempertemukan dunia nyata dan alam bawah sadar sang ayah. Namun aku yakin, meski ayahnya dalam kondisi tak sadar saat itu, bahagia akhirnya bisa bertemu kedua buah hatinya. Hingga drama ini, usai di sebuah pemakaman.

Demi bisa menata kembali kepingan puzle yang telah berserakan di masa lalu, kukumpulkan kembali kepingan kenangan ayah dan anak untuk mengenang hal hal yang manis dan tak boleh untuk dilupakan apalagi tuk dibuang. Foto kebersamaan mereka kuscan di warnet, lalu kupindahkan ke hp. Baru kemudian, aku membuat sebuah mini movie. Suatu malam , usai pulang dari warkop, tepat dihari ke 7 ayah mereka berpulang. Kuajak mereka untuk masuk ke kamar, kuminta putri sulungku membawa laptopnya. Bersyukur Ponsel ini bisa untuk memindahkan data dari hape ke komputer atau lepi, karena chargernya berfungsi juga sebagai USB. Jadi memudahkanku untuk memutar mini movie di lepi dengan layar lebih besar.


Video full of memories


Bertiga, perlahan musik membuka slide foto kebersamaan kami di masa lalu. Suasana hening dibuka dengan soundtrack musik yang sangat menyentuh malam . Slide di layar menampilkan foto kebersamaan kami ketika masih bersama, ibu, ayah dan anak. Kulihat mata ke dua anak anakku berkaca kaca. Kurangkul pundak mereka, kucium kepala mereka satu persatu. Bujangku, lebih terlihat emosional, menatap lekat layar  leptop dan  berkata  lirih"Aku menyesal, yah. Tapi aku sudah memaafkan semua kesalahan ayah". Lalu kami seperti gerombolan teletubies, berpelukan untuk saling menguatkan.

Catch Every Moment With Your Heart

Baaang, Hayati mau hape Asus Zenfone 2 laser iniii




 Berdoa adalah sebuah kepastian bagi seorang pedagang...setujuu??

Kalau dulu, menangkap momen memerlukan kamera tersendiri, berkomunikasi dengan perangkat tersendiri pula. Sekarang, jaman makin berubah maju dan mengubah peradaban manusia. Semua cerita kehidupan bisa ditangkap dalam satu jepretan sebuah kamera ponsel dengan segala keistimewaan. Foto yang mampu membuat kehidupan manusia berubah total. Dari kemarahan menjadi sebuah keprihatinan yang bisa meraih sebuah simpati luar biasa. Sekali menangkap momen menarik dengan sebuah kamera ponsel, lalu jari segera membagikannya di semua media sosial. Dalam hitungan detik, seluruh penjuru dunia akan bisa melihat potret kehidupan yang ada di belahan dunia yang lain.

Bijak menggunakan kamera ponsel

“Sebuah foto yg bagus adalah sesuatu yang sepenuhnya mengungkapkan apa yang dirasakan, dengan perasaan yang mendalam , tentang apa yang sedang difoto.”


Tak ada gading yang tak retak. Pun demikian dengan fungsi sebuah kamera ponsel. Hendaknya, kita bijak menggunakannya. Tak semua momen yang kita tangkap dengan kamera ponsel harus dan layak untuk di share pada orang lain atau khalayak umum. Apalagi dengan menambahkan lelucon yang tak lucu, hanya untuk sekedar menghibur diri sendiri, tapi terlupa akan menghargai perasaan orang lain. Mendeskripsikan dan memberitakan isi momen atau foto yang kita tangkap, hendaklah proporsional dan mengandung kebenaran yang jauh dari urusan SARA. Membagikan momen yang bisa membuat orang lain bahagia dan mampu mengetuk hati orang lain untuk berbuat kebaikan, rasanya akan lebih membuat kamera ponsel kita tak sia sia gunanya.

Itulah cerita kamera ponselku, apa ceritamu...?



Location: Gading, Tambaksari, Indonesia

11 comments:

fajar rois said...

Wah semangat mbak semoga menang ya...kan lumayan nanti kalo menang gk usah beli pake uang warkop.. :)

monda said...

videonya aku belum bisa liat...
terharu tapinya tau kisah keluarga ini..ikut berduka cita mbak

Chela Gurukecil said...

Semoga sukses ngeGA nya ya mbakk

fanny fristhika nila said...

akupun dulu pas baru beli hp, sama kok mbak, heboh sendiri bgitu :D.. wajarlah, msh seneng2nya krn punya hp baru ;)..

semoga memang ama lomba GA nyaaa ^o^

Enny said...

Aamiin, alhamdulillah..semoga ya mas

Enny said...

Videonya udah diliat mnak, makasih yaa

Enny said...

Aamiin, makasih...:)

Muhammad Husnul Khuluq said...

Ceritanya bagus banget mbak, dan tulisannya menarik, ajarin dong :) hehe.

Niat baca 1 - 2 paragraf eh, malah cuma ngebaca paragraf pertama, gak bisa brhenti baca artikelnya smpai habis. kata-katanya mudah dimengerti, nulisnya dari hati banget :D Semoga menang ya mbak :)

back to right way.. said...

ish,,ish,, udah jadi fotgrafer okee nih mak,, semoga beruntung ya mak,, :)

Khoirur Rohmah said...

Weh... memenya gaul tuh mba :D
Semoga, ga cuma warkopnya yang tambah rame. Hape Asus nya bisa diraih ya mba :D

Uniek Kaswarganti said...

Duh kebayang mba momen2 pas pelukan bersama anak2 itu, ikut terharu bacanya.

Thanks ya sudah ikutan GA Aku dan #KameraPonsel. Good luck.