Apa saat yang paling ditunggu oleh petani?,jawabannya adalah hujan.Mengapa,?,karena itulah saatnya musim tanam,musim yang penuh harapan dan impian.Mengawalai musim tanam dan harapan panen berkualitas dan berlimpah.
Kodokpun galau dikala kemarau panjang tak berujung dan bila hujan tak jua turun membasahi bumi,musim hujan tiba adalah bingkai terindah dalam kehidupan sang kodok.Panggilan kodok jantan pada lawan jenisnya adalah detik-detik romantis untuk menikmati rintik hujan di bawah dedaunan.
Aku tak akan membahas bagaimana bahagianya para petani dan sang kodok menghadapi musim hujan,tetapi menceritakan isi memori chipku tentang hujan.
Hujanpun selalu kurindukan,...
Entah mengapa..,saat musim hujan hati selalu bergetar.Menanti aroma tanah di awal musim penghujan.Menghirupnya dalam dalam .Anganku akan melayang di masa kecilku.Masa ketika jalan depan rumah masih belum beraspal.Baunya sangat terasa dalam mengisi rongga di dada.,terasa sangat mendamaikan.
Ketika hujan masih rintik turun ke bumi,masih enggan mencurahkan segenap energinya turun ke bumi.Saat itu otak kecilku akan memberikan slide shownya pada kisah kasih tak sampai.
Ketika hujan turun dengan lebatnya,kembali chip di otakku akan mengirimkan pesan.Saat banjir di masa kecilku,air berwarna coklat bak kopi bercampur susu akan dengan suka cita datang berduyun-duyun menyambangi kampungku.Seringkali Kami sekeluarga tak sempat menyelamatkan barang barang sederhana Kami.Ibu Bapak dan ke enam saudara tertuaku akan bekerja keras mengangkat barang-barang ke atas dipan maupun almari.Sedangkan Aku dan kedua adikku...akan dengan suka cita mengucapkan
"welcome banjir...saatnya Aku bersenang senang".
Bisa kutinggalkan sejenak aktifitas belajar,dengan alasan banjir.Bersama teman-teman di kampungku,Kami bermain bola diantara derasnya hujan,dan bila air telah setinggi lutut Kami akan berenang sepanjang siang hingga sore,seolah ini adalah kolam renang terbaik yang Kami punya.Berlombalah Kami mengayuh tangan alias berenang dari ujung timur sampai ujung barat gang kampung Sungguh keseruan tiada berakhir.Mencari anak kodok,ikan kecil,dan kadang beruntung mandapatkan 2-3 ikan sepat besar dan minta ibu untuk menggorengkan ikan hasil tangkapanku.
Sebagai keluarga miskin banjir membawa bencana dan berkah sekaligus.Sedangkan ikan kecil dan anak kodok akan Aku masukkan ke dalam bak mandi.Tak kupedulikan ketika Bapak akan marah melihat banyaknya anak kodok dan dan ikan kecil yang membuat bak mandi Kami beraroma amis.Bapak akan menguras bak mandi dengan bersih,dan aku akan mengisi ikan dan anak kodok lagi...dan lagi,selama banjir masih melanda kampung Kami.Selama itu pula Bapak hanya akan geleng kepala,dan jeweran telinga dari Ibu tak jua membuatku jera.
Yang membuatku menghentikan semua kesenangan ini hanya satu,yaitu ketika makhluk bernama kutu air yang menari di sela jari kakiku.Aku begitu takjub bagaimana Tuhan menciptakan makhluk kecil ini,begitu semangatnya menari,menggelitik,menggigit dan mengkoyak kulit ari jari kakiku.
Bila kugaruk terasa nikmat bercampur panas,dan resah tak ketulungan saat kaki ini terbungkus sepatu.
Tetapi semua itu tak pernah menyurutkan teman sekampungku untuk menikmati banjir,sedang Aku,sudah mati kutu gara-gara kutu...
Aku hanya akan duduk nangkring di atas teras depan rumah,sambil melihat temanku bermain,sesekali saling ciprat air,dan tak ayal lagi tetap saja baujuku basah.
Bila malam menjelang,berakhirkah kesenangan ini..?
The answer is no
Malam menjelang dikala banjir akan membuat suasana kampungku seperti kampung mati,tak ada penerangan listrik,karena memang hanya sekitar 1 atau 2 rumah saja yang memiliki penerangan listrik.Itupun jaraknya berjauhan.Cahaya lampu teplok yang menyala dari depan rumah-rumah penduduk kampungku memberikan suasana yang misterius.Aku sangat menyukainya,sampai saat inipun masih mengingat jelas suasananya.Dengan mengendap endap Aku akan turun dari tempat tidur,takut Bapak dan Ibu menegurku untuk kembali lagi ke pembaringan.Kuambil buku dan kurobek bagian tengahnya,kubawa kertas itu dengan sangat hati hati,bak membawa dokumen penting.
Kulangkahkan kaki menuju teras depan rumah,kaki kecilku akan meloncat keatas teras.Dan segera nangkring diatas teras,kuamati dari ujung timur sampai ujung barat...sepi,bayangan lampu penduduk terlihat berkilau diatas air,indah sekali.Sejenak kunikmati malam sepi di tengah suasana banjir kampungku.Kodok bernyanyi bersahutan,seperti menunjukkan rasa puasnya pada sang hujan dan bisa melanjutkan proses reproduksinya.Suara jangkrik terdengar nyaring..entah dimana dia bersaarang,,membuat malam makin terasa syahdu...damai.Inilah indahnya masa kecilku,indahnya kesendirian berdamai bersama alam.Banjirpun menjadi indah di mataku.
Hati hati kubagi 2 kertas ditanganku,selembar kuletakkan di bawah celana pendek yang kupakai.Selembar kertas segera aku lipat, bagian atas kertas kulipat kebawah,segera jemariku mengubah selembar kertas menjadi sebuah perahu kecil,inilah awal pengenalanku dengan origami.Setelah perahu kecilku jadi,aku bisikkan pengharapan kemana perahu ini akan berhenti,atau siapa yang akan menemukannya.Ku berharap malaikatlah yang akan menemukannya,malaikat yang akan menjagaku hingga aku dewasa nanti.Setelah puas dengan make a wishku,pelan pelan sambil berpegangan pada tiang bendera dari bambu dekat teras aku hanyutkan perahu kecilku,perlahan tapi pasti perahu kecilku bergerak mengikuti kemana angin bergerak.terhuyung huyung perahuku tertiup angin dan ombak kecil banjir kampungku,Aku tersenyum senang melihatnya.
Apalagi saat kutengadahkan kepalaku,kulihat kerlip bintang,makin sempurna suasana malam itu.
Sekelumit kenangan manisku tentang hujan,yang rak pernah lekang oleh waktu.
Kusimpan kenangan ini,dan tak pernah aku bagikan pada siapapun,kenangan gadis kecil berusia 9 tahun dengan harapan yang sederhana.Hanya ingin ada malaikat yang kelak menjaganya siang dan malam.Menjadi teman saat ku ingin menyandarkan semua kesah.
Hari ini,ingin kubagikan kisah manisku di musim banjir,berpuluh tahun lalu.Mungkin saat ini saudara saudara Kita yang mengalami kebanjiran sedih melihat apa yang mereka miliki hanyut dan tenggelam.Tapi yakinlah semua pasti ada hikmah dan keindahan yang tersimpan.
Melihat bahwa dibalik musibah pasti ada hikmah...
Yang membuatku bahagia saat ini adalah,akhirnya Aku bisa berbagi dengan para emak blogger.Komunitas yang memberi ruang untuk menunjukkan expresi diri.Aku seorang ibu yang mungkin baru memiliki kepercayaan diri menulis,terapi jiwa ketika suntuk dan penat di dalam arungi hidup sebagai ibu rumah tangga atau sekaligus pencari nafkah yang berjibaku dengan rutinitas.
Thanx ya maak Mira Sahid and pren...
0 comments:
Post a Comment