Thursday, July 25, 2013

Ibuku yang Jadul, Ibuku Yang Gaoel


Mengingat Ibuku yang telah berpulang hampir dua tahun yang lalu adalah hal yang tak pernah bisa Aku lakukan, karena Ibuku selalu ada di hatiku. Banyak hal kebersamaan Kami, yang membuat Aku tak bisa kadang mengagumi karakteristiknya yang selalu semangat. Ibuku adalah manusia dari era jadul, maklum kelahirannya saja di tahun sebelum negri ini merdeka. Yaitu pas hari Ibu Kita Kartini lahir 21 April 1932 dan berpulang di 15 Mei 2011. 

Beberapa ke"gaul"an Ibuku yang masih terekam dalam ingatanku. Kadang membuatku malu,ngelus dada dan tertawa ngakak bila hal ini kuceritakan pada anak anakku yang tak lain adalah cucunya. 

Mall, lift dan eskalator
Saat Tunjungan Plaza Surabaya baru dibuka, Ibuku sudah heboh ingin menyambaginya. Ibuku penasaran dengan cerita para tetangga dan gak mau kalah untuk tak berkomentar tentang ikon mall kota Surabaya. Saat kutanya ,
Aku : "Ke TP mau beli apa sih bu?" 
Ibu  : "Ya liat liat dulu"
Aku : "Liat apa?"
Ibu  : "Ya liat duitnya Bapakmu dulu, mau nyangoni piro, lagian mosok Ibu cuma bisa jadi pendengar saat tetangga pada ngomongin Tunjungan Plaza"
Aku : "Hmmmm"
Usut punya usut , kata Bapak ternyata Ibu hanya ingin merasakan sensasi naik lift dan tangga berjalan. Maka demi menyenangkan hati Ibu, akupun mengantarnya. Saat itu Aku masih duduk di bangku SMA, kupilih mengantarnya di malam minggu karena untuk mengisi waktu kejombloanku. 

Sesampai di sana pengunjungnya sudah berjubel. Kulihat tiap tangga berjalan penuh dengan manusia. Hingga makin terlihat berjalan lambat karena beban yang terlalu berat. Ibuku segera menarik tanganku..
Ibu   : "Ayo cepetan,keburu makin banyak orang"
Aku : "Ibu yakin? berani naik eskalator?"
Ibu  : "Ya makanya di coba, nanti kalau gak berani Kita turun"
Aku : "Hah!!,turun gimana bu?wong sudah diatas tangga"
Ibu : " Yo gak popo Nduk, nanti Kita loncat".
Aku : "Loncat gimana bu?? ibu kan pake kain panjang dan kebaya, gimana loncatnya? Wes bu ojo ngisin ngisini"
Ibu  : "Ojo ngremehno, wong nganggo kain panjang, gini gini ya bisa lari cepet kok, mengko dicincing kain panjange" (Jangan meremahkan orang memakai kain panjang,gini gini juga bisa jlari cepat,nanti diangkat ke atas kain panjangnya).

Segera Ibu menyeretku menuju eskalator. Yang membuatku terkejut, Ibuku tiba tiba melepaskan sandalnya, dan mengangkat kain panjangnya sedikit keatas dengan tangan kirinya. Alasannya biar kalau rasa takut ibu muncul, ibu bisa meloncat turun. Semua pengunjung melihat tingkah konyol Ibuku. Aku menolak untuk naik eskalator, malu dilihat banyak orang. Kuraih sandal dari tangan Ibu dan kupaksa Ibu untuk memakai lagi sandalnya, Ibuku tak mau dan terus berjalan menuju eskalator tanpa sandal. Aku tertinggal di belakangnya. 

Dan OMG!!! baru melangkah di ujung eskalator, kaki Ibuku terlihat bergoyang tidak bisa menyeimbangkan dengan badannya. Dan akibatnya tubuh ibuku terhuyung ke pengunjung di depannya. Beruntung sekilas kulihat tangan seorang bapak bapak meraih tangan Ibuku. Aku terpana , dan melongo melihat kejadian itu. Suara Ibuku berteriak memanggilku dan menyuruhku mengambil sandalnya yang tertinggal di tangga tangga eskalator, menyadarkan "kemlongoanku".

Segera Aku berlari dan melompat menuju eskalator, karena buru buru akhirnya nasibku tak jauh berbeda dengan Ibu. Hampir semua pengunjung menyaksikan Kehebohan eskalator yang Kami naiki. Ada yang senyum dikulum, berteriak ikut kaget dan ada juga yang mencemooh dan berkomentar
"Jalan jalannya di pasar saja mbak, jangan di Plaza..".

Eskalator membuat Ibuku kapok. Ibuku memilih naik lift. yang membuat Aku makin dirundung rasa malu. Saat naik lift yang baru beranjak bergerak  naik ke lantai atas, tubuh Ibuku sedikit oleng. Ibuku terkejut , refleks memeluk erat tubuhku yang berdiri tepat di depan pintu lift.
Ibu : "Cepat hentikan!!hentikan Enn!!Ibu takut ,perut Ibu mual"
Aku terdiam dan terpaku di depan pintu lift. Tak mampu berucap banyak. Kupencet tombol lantai berikutnya. Sambil membayangkan, apa yang akan Ibuku ceritakan pada kawan kawannya nanti. Mungkin sama reaksinya dengan para pengunjung di mall malam ini, saat melihat kekonyolan Ibuku.

Tragedi fret ciken ala kolsander

Ibu : " Makan ayam fret ciken yuk, Selama ini Ibu kan belum pernah makan di depotnya pak Kolsander, Bapakmu ngajaknya makan tahu campur di pasar Keputran aja"
Aku : "Kok Ibu tau, col. sanders"
Ibu :  "Baca di koran bekas bungkus beli ikan pindang di warung buk win kemarin"
Aku langsung ngakak mendengar ucapan Ibu. Gaul juga Ibuku ini. Wawasan makin luas berkat bungkus ikan pindang.
Kuajak Ibu mencari tempat duduk dekat jendela, waralaba ini penuh sesak. Aku memesan dan segera kembali ke tempat duduk. Aku pamit untuk mencuci tangan dan Ibu kuminta menjaga tempat duduk Kami agar tak diserobot pengunjung lain. Setelah cuci tangan Aku duduk dan bargantian Ibuku mencuci tangan. Kutawari Ibu apa ingin pakai saos sambal. 

Ibu : "Biar ibu ambil sendiri saja En"
Aku : "Tau tempatnya?"
Ibu :  "Di situ kan?" (Sambil menunjuk meja kecil di tengah ruangan)
Aku mengangguk. Kembali menawarkan diri
Aku : "Biar  Aku saja yang ambilkan bu, Ibu tunggu di sini saja". 
Tapi Ibu kekeh sumekeh mengambil sambal sendiri. Dengan melangkah penuh percaya diri menuju meja saos sambal.

Dan selang lima menit yang lamaaa kemudian, Ibu datang dengan kebaya penuh saos sambel.
Mataku terbelalak, para pengunjugpun melihat Kami. Aku kasihan melihat Ibuku. Tapi wajah Ibuku tak nampak malu atau sedih. Malah dengan terkikik bercerita.
"Baru kali ini makan di depotnya kolsander, Ibu heran dengan banyaknya pengunjung. Sampai gak terasa  kalau tangan Ibu memencet berulang ulang tempat saos sambel. Ada pengunjung di belakang Ibu negur Ibu. Ibu kaget En, piring di tangan Ibu sampai hampir jatuh. Beruntung tumpah di baju saosnya, lha kalau piringnya jatuh dan pyarr..wah! Tunjungan Plaza tambah meriah ya En.."

*****
Tulisan ini diikutsertakan dalam


13 comments:

Uswah said...

kalo ibuku ga bs ngoprasikan hape, katanya "pencetane akeh" :)

enny said...

Hihihi...mbak Uswah, gaptek memang terkadang lucu, Saya sendiri sering di ketawain anak hanya karena gaptek.

Uniek Kaswarganti said...

hihihiii...ibunya lucu yo mbak. mesti bangga lho punya ibu yg pede begitu mba.. lovely mom ;)

Emak Pelancong said...

Pengalamannya dengann ibu asyiks ekali, Mbak. Salam kenal, ira

Anonymous said...

Ceritanya bikin ketawa deh.. Ibunya lucu

Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT :)

Selalu doakan yang terbaik ya :D

Anonymous said...

Ceritanya bikin ketawa deh.. Ibunya lucu

Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT :)

Selalu doakan yang terbaik ya :D

keke naima said...

hihihihi ngikik bacanya :D

Fardelyn Hacky said...

Terima kasih sudah ikutan
Tunggu pengumumannya dalam waktu dekat ini ya ;)

enny said...

Terima kasih jiga mbak Fardelyn, tulisan sederhana ini bisa mendapatkan buku OMG...

enny said...

Mas sophieriswandono, aamiin

enny said...

Mak Uniek...this is very lovely Mom, sumpeeehhh..:)

enny said...

Traveler Family, salam kenal juga. thanx dah mampir ke lapak sederhana tapi penuh warna ini..

enny said...

Mak Mira Anastasya..masih ngikik baca cerita Keke n Naima ..hehe