Tuesday, December 30, 2014

Masalah Merokok Adalah Pilihan Bukan Pada Iklan


Melihat tayangan iklan rokok di televisi dan billboard iklan  yang ada di beberapa protokol jalan sangat berbanding terbalik dengan peringatan yang ada di bawahnya " Merokok membunuhmu " dengan gambar yang seram  mengenaskan dan tulisan 18+ di sampingnya. Iklan ini membuat saya tersenyum miris, bagaimana tidak, iklan rokok selalu terlihat elegan dan eksklusif (untuk beberapa merk rokok tertentu). Yaitu lelaki yang macho dengan petualangan alamnya yang seru. Plus dikelilingi beberapa wanita cantik untuk kaum eksekutif muda. Seolah menggambarkan bahwa merokok identik dengan kesuksesan dan petualangan. Namun juga pilihan, after that rokok akan membunuhmu. Menggerogoti paru parumu, menggerogoti kantong dan dompetmu. Membakar uang yang kau cari dari hasil kristalisasi keringatmu. Akankah ini mengurangi penikmat rokok di Indonesia ?. Oh No !!. Karena perokok di Indonesia makin bertambah setiap tahunnya. Mengapa ?

1. Karena pemerintah tidak tegas dalam pelarangan merokok, yang dilakuklan hanyalah memberi area 
    kawasan bebas merokok pada tempat tempat tertentu.
   Terbentuk dari undang undang kesehatan : Pasal 115 Undang-Undang Kesehatan No. 36/2009 dan Pasal 52 Peraturan Pemerintah No. 109/2012 menyatakan bahwa,”Pemerintah Daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok di wilayahnya dengan Peraturan Daerah.”
  
2. Pelarangan merokok di kawasan tertentu tidak otomatis mendapatkan sangsi tegas dari aparat daerah.
    Tindak lanjut dan sidang ditempat hanya dilakukan setengah hati. Terbukti di tempat umum seperti
     di terminal, dan stasiun kereta api masih banyak kita temukan orang yang merokok seenak udelnya.
    Padahal survei perokok pasif lebih rentan terkena dampak asap rokok daripada si penghisap rokok
    itu sendiri.
3. Sikap ambigu atau abu abu pemerintah untuk tak tegas dalam pelarangan merokok, terkait dengan cukai 
    cukai rokok yang memberi pemasukan besar pada keuangan negara.

 Merokok tak membuat masalah usai, tapi membuat kematian cepat mengintai

Oke kita kembali pada iklan rokok. Menurut saya, iklan rokok tidaklah banyak membawa dampak untuk para perokok new comer. Pembawa dampak adalah para perokok itu sendiri. Berita tentang anak balita yang sudah ketagihan merokok, adalah karena faktor lingkungannya. Melihat ayah atau orang disekitarnya terlihat begitu menikmati tiap hisapan silinder berukuran 70-120 mm ini. Bocah SD dan remaja banyak terlihat konkow bersama segerombolaaaan teman di ujung jalan di kota besar, pulang sekolah merokok dengan berbagi satu batang rame rame, (mungkin terkait uang saku yang minim). Saya pernah menanyakan kepada para remaja itu, mengapa mereka masih sangat muda sudah merokok, berikut jawaban mereka

1. Tergoda ingin mencoba, karena melihat orang di sekitar rumah, ayah, kakak, om , pakdhe yang perokok, 
    terlihat begitu menikmati tiap hisapan bungkusan cacahan tembakau dan zat kimia lainnya 
2. Merasa tak enak hati dan tak berani katakan tidak saat ditawar olehi teman untuk mencoba menghisap 
    rokok.
3. Sulit meleepaskan diri ketika sudah merasakan candu rokok yang dirasakannya memberi rasa nyaman
    ketika menghisapnya dalam dalam
4. Perokok terlihat dewasa, gaya, gaul dan laki banget saat hisap demi hisap dan permainan membuat 
    bulatan asap keluar dari mulutnya.
Disinilah tanggung jawab pemerintah yang harus lebih tegas dalam pelarangan merokok. Memberikan iklan layanan masyarakat akan dampak serius bagi perokok. Khususnya generasi muda, bukan hanya terlihat renta dan penyakitan ketika si perokok sudah beranjak tua.Fokuskan saja pada generasi muda. Otak generasi muda tak harus diisi dengan 4000 komponen berbahaya, seperti racun tar, nikotin dan monoksida.
Dampak bagi gangguan kesehatan sungguh luar binasa :
merokok meningkatkan resiko timbulnya berbagai penyakit, seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin. serta menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.



Memberikan sosialisasi di sekolah akan bahayanya merokok dan bagi perokok pasif, tak hanya iklan seolah perokok adalah lelaki sejati. Dan kesuksesan akan mengiringi. Benar benar iklan yang membodohi masyarakat. Juga tak hanya memberlakukan iklan rokok di atas jam sembilan malam, tapi iklan rokok pada tempat tempat strategis dan tempat bersosialisasi genmerasi muda perlu dibatasi. 
Namun dikembalikan lagi, merokok adalah pilihan. Ingin sehat atau tubuh cepat tergerogoti akibat zat berbahaya yang kita hisap. Perlu tekad kuat untuk menolak coba coba bagi pemula dan berhenti tak kembali bagi pecandunya.







“Tulisan ini di sertakan GA Mukhofas Giveaway – Penyebaran IklanRokok di Indonesia dan Dampaknya”


2 comments:

ade anita said...

iya sih bener... iklan rokok kok ya malah keren-keren di televisi kita. jadi orang malah mengindentikkan diri bahwa jika merokok akan tertular keren ya? tapi... kenyataannya perusahaan rokok memang masih menyebabkan pemiliknya masuk 10 orang terkaya di Indonesia, bahwa di asean....jadi, karena banyak duit jadi ya banyak modal buat mengolah kreatifitas untuk memuntar balikkan fakta

Unknown said...

Di negara ini banyak hal yang berbanding terbalik. Termasuk iklan rokok yang eksklusif tak sebanding dengan merokok yang akan menghancurkan kesehatan tubuh