Gempita hingar bingar perayaan tahun baru tlah lewat. Yang ada hanya sisa kenangan indahnya kebersamaan saat merayakannya dan harapan penuh akan sebuah kesuksesan disepanjang tahun 2015.
Bukan sebuah tradisi yang harus dilakukan memang, berkumpul bersama keluarga dan sahabat menyalakan kembang api disertai tawa bahagia , perasaan takjub akan binar kembang api dan mercon yang dinyalakan. Tapi filosofinya adalah, teruslah bersama berbagi suka dan duka dalam meraih semua harapan dan impian. Bergandengan tangan tanpa kenal lelah untuk sebuah kebaikan dalam perjalanan hidup.
Bagiku, perayaan tahun ini bukan terkesan pada berapa uang my brayku, yang tlah terbakar hanya demi menyalakan kembang api dan mercon dengan warna pijar pijar dan suaranya yang sungguh fantastis di mataku. Dia hanya ingin melihat wajah anak dan cucunya terlihat bahagia. thats it. Yang membat kubahagia adalah, akhirnya...dan akhirnya, aku bisa kembali berada di tengah keluarga besarku. Perlahan, tangan dan dada itu kembali terbuka untukku dan anak anakku. Entah basa basi atau ketulusan yang adadi masing masing wajah brosis yang kutatap hari itu. Aku tak peduli, pikiranku hanya satu. Ini kulakukan demi anak anakku, agar tak terputus tali silaturahimnya dengan keluarga besarku.
Aku sangat mengerti akan kekecewaan semua brosis akan keputusan yang kuambil, hingga rela dijauhi serta dicaci aku terima dengan sedih. This is my life, am not childhood anymore. Dan tahun inilah saatnya aku harus bergerak lebih maju. Biarkan anjing menggonggong, aku tetap berlalu. Berpikir positif, badai pasti berlalu. Yang paling penting adalah, aku tak akan pernah menjauhkan ke dua buah hatiku dari tali silaturahim keluarga besarku.
Pembelajaran penuh hikmah, semua kepahitan aka berbuah manis bila kita mampu melaluinya dengan kesabaran dan doa tiada henti. Tak perlu kebencian berbalas kebencian. Tak perlu caci berbalas maki. Meski ini semua belumlah sepenuhnya berlalu, paling tidak akan ada titik temu untuk saling bisa menerima takdir masing masing.
Bukan sebuah tradisi yang harus dilakukan memang, berkumpul bersama keluarga dan sahabat menyalakan kembang api disertai tawa bahagia , perasaan takjub akan binar kembang api dan mercon yang dinyalakan. Tapi filosofinya adalah, teruslah bersama berbagi suka dan duka dalam meraih semua harapan dan impian. Bergandengan tangan tanpa kenal lelah untuk sebuah kebaikan dalam perjalanan hidup.
Bagiku, perayaan tahun ini bukan terkesan pada berapa uang my brayku, yang tlah terbakar hanya demi menyalakan kembang api dan mercon dengan warna pijar pijar dan suaranya yang sungguh fantastis di mataku. Dia hanya ingin melihat wajah anak dan cucunya terlihat bahagia. thats it. Yang membat kubahagia adalah, akhirnya...dan akhirnya, aku bisa kembali berada di tengah keluarga besarku. Perlahan, tangan dan dada itu kembali terbuka untukku dan anak anakku. Entah basa basi atau ketulusan yang adadi masing masing wajah brosis yang kutatap hari itu. Aku tak peduli, pikiranku hanya satu. Ini kulakukan demi anak anakku, agar tak terputus tali silaturahimnya dengan keluarga besarku.
Aku sangat mengerti akan kekecewaan semua brosis akan keputusan yang kuambil, hingga rela dijauhi serta dicaci aku terima dengan sedih. This is my life, am not childhood anymore. Dan tahun inilah saatnya aku harus bergerak lebih maju. Biarkan anjing menggonggong, aku tetap berlalu. Berpikir positif, badai pasti berlalu. Yang paling penting adalah, aku tak akan pernah menjauhkan ke dua buah hatiku dari tali silaturahim keluarga besarku.
Pembelajaran penuh hikmah, semua kepahitan aka berbuah manis bila kita mampu melaluinya dengan kesabaran dan doa tiada henti. Tak perlu kebencian berbalas kebencian. Tak perlu caci berbalas maki. Meski ini semua belumlah sepenuhnya berlalu, paling tidak akan ada titik temu untuk saling bisa menerima takdir masing masing.
0 comments:
Post a Comment