Wednesday, June 8, 2016

Keterbatasan Mental Tak Mengurangi Kekuatan Iman

Badek, lahir dan besar di dusun ini, usianya hampir setengah abad.  Dusunnya  memiliki 5 musholla dan  5 masjid. Diluar profesinya sebagai polisi cepek, waktunya dihabiskan untuk membersihkan  musholla , sesekali menyapu dan mengepel lantai masjid juga. Dia belum menikah, mungkin karena memiliki keterbelakangan mental, artikulasi bicaranya tak jelas, sering bicara sendiri, dan kadang berseragam bak polisi. Di pingganya tersarung sebuah pistol tak berpeluru.  Berkalung tasbih. Terlihat aneh memang. Tapi di dusun ini banyak  lelaki yang belum menikah meski usia sudah  lebih dari kepala tiga. Jadi, Badek tak sendiri melajang.

Badek hidup diantara para lelaki yang memiliki hobi menenggak miras dan judi, seringkali diajak temannya, Badek selalu menolak. Tak tergoda. Memilih bekerja dari pagi hingga petang, dengan penghasilan hampir 30 ribu. Bila ngopi bersama lelaki dusunnya, seringkali dia jadi bahan guyonan. Kadang saat mencoba untuk mengobrol. Tak satupun yang mendengarkan. 
Namun Badek istimewa, dia tak pernah absen sholat berjamaah. Puasa ramadhanpun selalu full., menginfakkan hasil jerih payahnya di kotak amal, atau sekedar membeli pembersih lantai dan sapu untuk musholla. Sebagian diberikannya pada sang emak tercinta.

Pelajaran yang dapat dipetik adalah, keimanan seseorang tak tergantung dari normal atau memiliki keterbatasan fisik dan mental. Niat untuk ibadah dan bersedekah tak harus melihat berapa penghasilan kita. Semua tergantung pada keimanan dan niat kita.

(209 kata)



https://theordinarytrainer.wordpress.com/2016/06/01/lomba-menulis-1001-kisah-masjid/
 

8 comments:

Irawati Hamid said...

salut sama pak Badek, ditengah keterbatasannya ia mampu memberikan teladan kepada kita semua *jempol*

kakdidik13 said...

Sosok pak Badek menginspirasi banyak orang, luar biasa pak Badek :) *dua jempol*

Santi Dewi said...

wah hebat, jarang ada org yg seperti ini. Semoga Allah selalu menjaganya

Sulis said...

Klo yang ini, mentalnya terbelakang, tapi imannya maju ya mbak..

enny said...

Terkadang saya juga malu pada diri sendiri kalau liat kebaikan si Badek ini..:(
Terima kasih atas kunjungannya mbak Irawati Hamid

enny said...

Terima kasih buat 2 jempolnya pak Didik Jatmiko

enny said...

Aamiin, semoga ya mbak Santi Dewi

nh18 said...

Saya sudah datang ke sini dan membaca tulisan ini
Terima kasih telah berkenan untuk ikut meramaikan Lomba Menulis : 1001 Kisah Masjid di blog saya
Semoga sukses.

Salam saya