Badek hidup diantara para lelaki yang memiliki hobi
menenggak miras dan judi, seringkali diajak temannya, Badek selalu
menolak. Tak tergoda. Memilih bekerja dari pagi hingga petang, dengan penghasilan hampir 30 ribu. Bila ngopi bersama lelaki dusunnya, seringkali dia
jadi bahan guyonan. Kadang saat mencoba untuk mengobrol.
Tak satupun yang mendengarkan.
Namun Badek istimewa, dia tak pernah absen sholat berjamaah. Puasa ramadhanpun selalu full., menginfakkan hasil jerih payahnya di kotak amal, atau sekedar membeli pembersih lantai dan sapu untuk musholla. Sebagian diberikannya pada
sang emak tercinta.
Pelajaran yang dapat dipetik adalah, keimanan
seseorang tak tergantung dari normal atau memiliki keterbatasan fisik dan mental. Niat
untuk ibadah dan bersedekah tak harus melihat berapa penghasilan kita. Semua tergantung pada keimanan dan niat kita.
(209 kata)
8 comments:
salut sama pak Badek, ditengah keterbatasannya ia mampu memberikan teladan kepada kita semua *jempol*
Sosok pak Badek menginspirasi banyak orang, luar biasa pak Badek :) *dua jempol*
wah hebat, jarang ada org yg seperti ini. Semoga Allah selalu menjaganya
Klo yang ini, mentalnya terbelakang, tapi imannya maju ya mbak..
Terkadang saya juga malu pada diri sendiri kalau liat kebaikan si Badek ini..:(
Terima kasih atas kunjungannya mbak Irawati Hamid
Terima kasih buat 2 jempolnya pak Didik Jatmiko
Aamiin, semoga ya mbak Santi Dewi
Saya sudah datang ke sini dan membaca tulisan ini
Terima kasih telah berkenan untuk ikut meramaikan Lomba Menulis : 1001 Kisah Masjid di blog saya
Semoga sukses.
Salam saya
Post a Comment