Wednesday, February 18, 2015

INVICTUS

Portrait of William Ernest Henley 

It matters not how strait the gate
How charged with punishments the scroll
I am the master of my fate
I am the captain of my soul

 Tidak peduli betapa sulitnya rintangan menghadang
Bagaimanapun hukuman dijatuhkan
Aku adalah tuan bagi nasibku
Aku adalah kapten bagi jiwaku
( William Ernest Henley, 1875).


Menemukan sebait puisi pada sebuah koran ternama negri ini. puisi yang menginspirasi seorang presiden Afrika Selatan, Nelson Mandeela yang mampu membuka pemikirannya meski dia ada di balik jeruji penjara.  Membuat mata Saya jadi terbuka, bahwa penjara bukanlah tempat yang membuat orang menjadi  terpenjara juga pikiran , hati dan jiwanya.  

Kalau yang terpenjara saja mampu mendongkrak semangatnya untuk bisa melakukan perubahan untuk sebuah Negara, mengapa kita yang bebas tak terlecut untuk mampu membawa diri menjadi manusia tangguh dalam menghadapi berbagai situasi. 

Mungkin selama ini hanya keluhan yang tercuat akan kondisi yang tak sejalan dengan kemauan. Semua seolah ada di luar batas kemampuan. Pasrah dan meratapi nasib. Invictus yang artinya tak terkalahkan, membuat saya jadi mengerti, nasib seseorang ada di tangannya  sendiri. Apapun keputusan yang diambil dan penuh resiko adalah bagian dari proses pendewasaan. 

Tak asal mengambil keputusan, tapi penuh perhitungan dan berani menghadapi resiko. Bukan hanya berdampak pada diri sendiri dan keluarga, tapi juga berdampak pada sosial sekitar. Kalau mengingat semua itu, rasanya saya tak akan sanggup berdiri seperti saat ini. Keputusan yang bedampak pada goyahnya sebuah keluarga. Secara fisik dan piskis sangat melelahkan saya rasa hampir tiga tahun ini.

Namun keyakinan kuat, bahwa Tuhan beserta saya dan anak anak saya. Saya tak salah mengambil keputusan menggerakkan kemana perahu kecil ini akan berlabuh. Biarlah Tuhan meniupkan angin dan memberikan tenaga lebih agar perahu ini selamat sampai tujuan. Nasib ada di tangan saya, maka apapun yang terjadi menjadi tanggung jawab si pengambil keputusan. Maka ancaman, tantangan dan berbagai masalah lain akan saya hadapi untuk melindungi orang orang yang saya cintai.

Terkadang sebuah keputusan memang tidaklah populer, bersinggungan dengan adat, tradisi dan keyakinan pihak lain. Namun bila kita mampu meyakinkan bahwa kita mampu bertanggung jawab maka semua akan berjalan pada relnya.




Bait terakhir puisi yang berjudul INVICTUS,



Aku adalah tuan bagi nasibku
Aku adalah kapten bagi jiwaku

Penginspirasi untuk terus melaju sebagai kapten perahu kecil ini melanjutkan perjalanan menuju dermaga berjuta impian.






Related Posts:

  • Makna Halal Bihalal, jangan berlalu begitu saja Halal Bihalal Sahabat 21 from SMPN 21 Surabaya, at D'Cost Royal Plaza.  Tampak sahabatku Yudi, Rulu <Dwi Endah dan yang lainnya. Mari … Read More
  • Indahnya berbagi dalam dunia bloggerAwal mula Aku tertarik dengan sebuah blog adalah saat membuka blog gulali lengket milik ponakan. Terpikir olehku ini pasti hal yang mengasyi… Read More
  • Tuhan dan Aku Sudah setua ini masih suka mengkhayal? knapa enggak. Kegiatan mengkhayal adalah hal yang mengasyikkan dan murah. Khayalan tak perlu Kita beli, tak pe… Read More
  • surprisesssss Dear sahabatku...          Akhirnya kumenemukanmu,diantara ribuan nama di akun jejaring sosialku. Kau tau rasanya saat men… Read More
  • Menegakkan Keadilan Menegakkan keadilan bukan hanya ranah dari sebuah negara dan merupakan kewajiban bagi para pemimpinnya. Dalam sebuah keluarga, keadilan juga harus … Read More

0 comments: