"Sesungguhnya Allah tak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang merubah apa apa yang ada pada dirinya"
QS 13 : 11
Seorang pria tambun duduk berhadapan dengan sahabat karibnya. Meski kondisi yang tak memiliki pekerjaan tetap, keduanya sangat rajin menyambangi warkop. Siang ini, keduanya terlibat perdebatan sengit. Hal itu terjadi karena saling ejek satu sama lain karena tak memiliki pekerjaan tetap tapi ingin hidup lebih baik. HIdup nyaman dan banyak uang. Dan bisa memiliki
wanita idaman. Si pria tambun mengatakan,
"Seluruh manusia di dunia ini ingin kaya, tapi tak semuanya bisa menjadi kaya. Dasarnya miskin ya miskin aja. Konglomerat Si Bakr** bisa kaya itupun karena dari nenek moyangnya sana sudah kaya"
QS 13 : 11
Seorang pria tambun duduk berhadapan dengan sahabat karibnya. Meski kondisi yang tak memiliki pekerjaan tetap, keduanya sangat rajin menyambangi warkop. Siang ini, keduanya terlibat perdebatan sengit. Hal itu terjadi karena saling ejek satu sama lain karena tak memiliki pekerjaan tetap tapi ingin hidup lebih baik. HIdup nyaman dan banyak uang. Dan bisa memiliki
wanita idaman. Si pria tambun mengatakan,
"Seluruh manusia di dunia ini ingin kaya, tapi tak semuanya bisa menjadi kaya. Dasarnya miskin ya miskin aja. Konglomerat Si Bakr** bisa kaya itupun karena dari nenek moyangnya sana sudah kaya"
Sahabatnya dengan berapi api membalas dengan nada tak kalah sinisnya
"Ah ! dasarnya itu soal kemalasan. Kamu aja yang malas.Lebih suka menengadahkan tangan untuk mendapatkan uang. Tapi selalu saja ada alasan kalau diajak kerja berat. Padahal kamu tahu kamu hanya lulusan SD, kerja yang pas hanya dengan otot, bukan otak".
Perdebatan terus berlanjut, jujur risih mendengarnya. Namun sisi positifnya adalah, otakku perlahan mencerna dan spontan menengahi pembicaraan mereka.
"Sudah, jangan berdebat terus. Yang penting bekerja dengan kesungguhan hati agar bisa merubah keadaan.
Bekerja keraslah untuk merubah nasib, dan berdoalah agar Tuhan mengubah takdir kita untuk kehidupan lebih baik"
Lalu senyap seketika
2 hal tersebut di atas adalah hak prerogatif dari Tuhan, tapi bukankah tak ada yang gak mungkin bagiNya. Takdir hanya bisa berubah dengan doa, maka jangan remehkan kekuatan doa. Apalagi doa orang yang merasa terdzalimi. Dan nasib hanya akan berubah sesuai seberapa besar kemauan kita untuk berubah. Jadi bekerja keras dan terus berusaha adalah hal terbaik untuk merubah nasib.
4 comments:
ya, stuju
kita manusia cm bs berusaha maksimal dan berdo'q kepadaNya, hasilnya tentu saja terserah padaNya
Endingnya adalah pasrah dan ikhlas atas keputusannya
Ikhtiar, berdoa, serahkan hasil pada Allah SWT
Berusaha dan berdoa..... jangan abaikan keduanya.. pasti ALLAH akan melihat itu semua
Post a Comment