Qs : Al Baqarah ayat 156
“Kapan kamu pulang”
Begitu Tanya yang kerap aku
dengar , ketika kaki ini akan berangkat ke luar kota untuk bekerja. Tanya yang
terdengar seolah kerinduan datang sebelum keberangkatan. Dan suara wanita yang
merindukan anaknya bahkan sebelum keberangkatan itu adalah ibuku. Dan, sekarang
akupun tlah menjelma menjadi seorang ibu. Ketika kedua buah hatiku berangkat
sekolah, selain berpesan agar mereka berhati hati adalah bertanya “jam berapa
kalian pulang?”.
Kata pulang seolah menegaskan,
bahwa benih kerinduan tersemat di dalamnya. Dan waktu memupuknya menjadi
kerinduan teramat sangat. Kemanapun kaki manusia melangkah dan sejauh apapun
jarak yang ditempuhnya, PULANG akan selalu dinantikan. Pulang akan selalu
diharapkan, cepat atau lambat. Seorang suami yang berangkat bekerja, akan
diharapkan kepulangnnya selamat sampai di rumah kembali, seorang anak yang
berangkat beraktifitas akan selalu dicemaskan, akankah pulang dengan selamat
dan baik baik saja selama dalam perjalanan. Sudah cukup bekalkah mereka?.
Bukan Cuma berangkat yang terpikirkan
oleh kita soal seberapa cukupkah bekal kita, akan tetapi pulangpun harus kita
perhitungkan dan persiapkan perbekalannya.
Lihat saja ketika hari raya idul
fitri, ribuan umat muslim dari berbagai belahan bumi ini, berbondong bondong untuk
pulang ke kampung halaman. Bertemu dengan keluarga dan orang orang terkasih.
Entah selama setahun atau bertahun tahun lamanya mereka mempersiapkan bekal
untuk pulang. Bukan hanya soal uang yang mereka sisihkan selama dirantau, akan
tetapi juga persiapan kesehatan dan mental selama dalam perjalanan. Semuanya
demi sebuah kata “PULANG”. Perjalanan yang berat lewat darat, laut dan udara
yang berdesakan. Barang bawaan sebagai buah tangan sampai bertumpuk tumpuk
mereka panggul dengan senang hati dan itu rela mereka lakukan demi pulang
bertemu denga keluarga tercinta.
Berat, namun bayangan akan
kerinduan bertemu dengan orang orang tercinta, tak melunturkan semangat untuk
selalu pulang.
Pulang Yang Paling Membahagiakan
Lalu, kemanakah pulang yang
paling membahagiakan melebihi peristiwa pulang mudik di hari raya idul fitri?.
Merujuk pada:
surah Al Baqarah 156,
Innalillahi wa’innailaihi roji’un.
Yang artinya, “Sesungguhnya, kami
adalah milik Allah, dan kepadaNyalah Kami akan kembali”.
Betapa tidak membahagiakan,
karena kita akan pulang untuk bertemu dengan yang Maha segalanya. Tuhan yang
menjadi tempat paling mengerti tanpa mengeluh bahkan mencela apapun doa yang
kita panjatkan. Seberapa besar dosa kita, Dia berkenan tuk ampuni. Seberapa
besar sandaran yang kita butuhkan, Dia selalu ada untuk kita. Tuhan tempat kita
pulang yang hakiki. Duh, membayangkan itu damai ini sudah menjalari tiap sendi
tubuh. Aliran darah terasa hangat hingga menyentuh lubuk sanubari. Namun, alam
bawah sadar berbicara. Sudah berapakah tabungan untuk pulang, seberapa berat
ransel pahala yang kita kumpulkan sepanjang kita hidup.
Tak usah berkecil hati, pulang
akan selalu menjadi hal yang menyenangkan. Karena karena rahmat Allah,
bertebaran di muka bumi ini. Maka, raihlah. Jumputi satu demi satu. Sekecil
apapun pahala kebaikan yang mampu kita lakukan. Allah akan menctat dan membalasnya
dengan berlipat pahala. Meskipun itu hanya menyingkirkan sebuah paku di pinggir
jalan. Apalagi, apabila kita bisa lakukan kebaikan besar selam hidup di dunia
ini. Tentu berkalikali lipat pahala yang akan kita bawa sebagai bekal pulang di
keabadian. Beribadah padaNya , cukupkan kekhusyukan hanya untukNya, bahwa kita
manusia tak punya daya upaya apapun tanpaNya. Bersujud memohon ampun dan
bersyukur akan semua nikmat yang Dia berikan.
And I wanna Go Home to Allah. I
miss Him
0 comments:
Post a Comment