Monday, October 31, 2016

Wisata Kota Batu yang Tak Itu Melulu #Museum Angkut



Kota Batu dikenal dengan wisata flora dan faunanya. Yang sering di eksplore adalah wisata Jatim Park dan kebun apel. Perlu diketahui bahwa kota Batu tak hanya memiliki 2 wisata itu. Selain BNS (Batu Night Spectaculer)  ada juga wisata yang unik dan menarik sebagai referensi untuk menikmati weekend atau pengisi liburan. Jarak yang tak jauh dari kota Surabaya, dan dekat dengan tempat wisata lain menjadikan tempat ini tepat dijadikan alternnatif untuk disinggahi. 
Museum angkut namanya, sebagai tempat liburan yang memiliki nilai edukasi sejarah transportasi yang ada di seluruh dunia. Bukan hanya transportasinya, namun juga sejarah lokasi atau di mana angkutan ini sering terlihat wara wiri ikut menggiatkan roda perekonomian kala dulu.



Museum angkut berdiri pada tanggal 14 Maret 2014. Siapkan energi tingkat tinggi jika anda dan keluarga akan berkunjung ke tempat wisata satu ini. Karena luas museum angkuti ini sekitar 3,8 hektar. Memang tidak seluas Jatim Park, tapi tetap anda harus menyiapkan stamina prima, kamera hapepun harus save energinya. Powerbank hendaknya powefull. Dan kamera harus selalu ready untuk jeprat jepret. Semua tempat di sudut museum ini sayang untuk tak diabadikan dan dilewatkan begitu saja. 
Harga tiket dan lain lainnya, silakan kunjungi website museum angkut ya, karena ada harga yang berbeda antara weekday dan weekend. 
Museum angkut terletak di Jl. Terusan Sultan Agung No. 2, Ngaglik, Kota Batu, Jawa Timur 65314, Indonesia. Lebaran 2016, kami sekeluarga berkunjung ke museum Angkut. Kakak laki laki saya begitu antusias dalam mempromosikan tempat wisata ini. Demi menyenangkan hati anak anak dan menuntaskan rasa penasaran kami berangkat dari tempat tinggal kakak saya yang berada di Lawang Anggun Sejahtera. Tak terlalu jauh, dan belum terlalu padat kendaraan, karena jam enam pagi kami sudah berangkat dengan rombongan 2 mobil. Mruput kata orang Jawa mah, khawatir tak mendapatkan tempat parkir, khawatir berdesak desakan dalam pembelian tiket yang mengular. Karena masih dalam musim liburan, jam bukanya dari jam 10.00 - 20.00.wib Hari biasa buka dari jam 12.00 - 20.00 wib.


Nungguin Museum Buka, nampang ketjeeh dulu


Karena kepagian, kami mampir ke mini market dekat museum. Seorang kasir kebetulan bertanya, ke mana kami akan pergi, dan kami menjawab tujuan kami. Ternyata, mini market ini bekerja sama dengan museum angkut dalam penjualan tiket. Harga sama, tanpa kita perlu mengantri, pembelian 1 tiket mendapat gratis minuman pula. Jadi ya gitu deh, kami beli tiket dan dapat minuman kemasan, mayan kaaan.
Sebelum masuk, kami disuguhi tarian selamat datang dari para karyawa, seru juga. Tarian yang menggambarkan keseruan apabila kita memasuki area museum angkut.
Lalu, terpampang nyata pintu masuk mirip rumah gadang bertuliskan pasar apung. Memang ada pasar apungnya?, ada sist. Yaah ...mirip mirip ketika kita berkunjung ke venice gitu deeh. Bedanya di sini makanannya menu tradisional. Jagung bakar, es krim jadul. kue leker dll.

Museum angkut dilihat dari lantai 2


Di lantai satu, ada terpajang berbagai macam mobil kuno juga keterangan keluaran pabrik tahun berapa dan jenis mesin. Sebenarnya saya tidak terlalu suka dengan mobil yang ada di sini, karena saya gak boleh masuk di dalamnya, padahal pingin banget...:D. Bagi yang lelah mengitarin lantai satu, tak perlu resah, karena ada lift yang mengantarkan kita ke sana. Bagi yang masih fit, ada tangga menuju ke lantai 2. Di sini transportasi udara, laut dan darat dipajang dengan rapi dan menarik. Sejarah setiap kelahiran dan perannya di masa itu diberikan dengan jelas. 



Pesawat terbang yang tak bisa terbang

Tiket yang kami beli adalah tiket lengkap, kami bisa naik pesawat yang tidak bisa terbang. Akan tetapi navigasinya dan panduannya berasa sungguhan naik pesawat.


Dari sekian banyak mobil atau transportasi kuno yang ada di museum ini, yang paling menarik bagi saya adalah movie star dan area pecinan yang menggambarkan riuhnya pelabuhan tanjung priuk jaman dulu. Di sepanjang jalan aerah pecinan ini, saya seperti menemukan sebuah oase kenangan. Yang dihadirkan adalah hal hal berbau masa lalu (Bagi Saya). I really like it dan terharu. Why? karena saya menemukan Bapak saya , menemukan aroma tubuh dan nafasnya. Dan itu ada di sepan saya. Di tengah ramai dan padatnya pengunjung, saya melihat bapak sedang duduk di situ, menghisap rokok kesayangannya, lalu meminta saya melinting rokok favoritnya. Lalu Bapak memelukku dan pergi diantara kerumunan pengunjung, entah kemana.













 

Di sini kumenemukan Bapak dan rokok favoritnya 

Lantai atas Museum Angkut



Suasana di pelabuhan





 Jalan jalan memang melelahkan, namun semua akan terbayar tuntas ketika kita bisa menemukan edukasi yang tak cuma kesenangan hati dan meretas memori. Banyak yang bisa kita pelajari di museum angkut ini, intinya menghargai apa yang sudah dilakukan oleh cendekiawan dan generasi di masa lalu, bisa menghantarkan kita pada imajinasi yang tak terbatas.

1 comments:

Anggar Nur Herman Syah said...

Udah bolak balik ke batu tapi belum pernah ke sini, faktor tiket nya hehehe