Thursday, January 29, 2015

Sepiring Gado Gado "Mahabarata"





Siapa yang tak mengenal kisah Mahabarata yang hampir tiap hari tayang di televisi?, jangan tanyakan lagi, semua akan tunjuk tangan dan hapal siapa saja aktor India yang bermain di dalamya. Mungkin hanya sayalah yang tak pernah sekalipun mengikuti jalan cerita dan kehebohannya. Entahlah mengapa saya tak pernah tertarik untuk menontonnya. Bagi saya lebih menarik ketika menyaksikan wayang kulitnya ketimbang drama berserinya dengan pelakon wajah wajah yang membuat hati saya...ah entahlah, saya tak mampu menjabarkannya.

Sepiring gado gado " Mahabarata " tersaji di depan mata. Pada sebuah keluarga saudara ketika saya sedang berkunjung dan menginap di rumahnya. Ada anak, cucu, menantu berkumpul di depan televisi menanti dengan sabar tayangan ini muncul. Dengan komentar yang beraneka ragam. Kira kira kejutan apa yang akan terjadi di episode kali ini. Datar datar sajakah atau mampu membawa para pecintanya hingga terbuai ke alam  mimpi. Apalagi konon yang menjadi Krisna...bikin para wanita Indonesia tergila gila.




Ketika saya tanyakan pada kakak perempuan saya, apa yang membuatnya begitu suka dengan tayangan ini.

Jawabnya cukup mengejutkan.

"Aku cuma suka sama kostum orang India di serial drama ini, gak bosen liatnya"

Whats? cuma itu?

"Ya iyalah, ceritanya aku sudah hapal, dari kecil sama alm. Bapak kan sudah sering dicekoki dengan kisah Mahabarata versi  wayang kulit yang ada di radio"

Di seberang, keponakanku nyeletuk

"Aduuh Te, mbok ya liat tuuuh tampang tampang pemain PAndawa limanya, gak ada yang buruk rupa. Ganteng ganteng bikin rindu."

Dan suaminya hanya bisa nyengir.

cucu kakak perempuanku berteriak interupsi.

"Huusssh, tolong diem semua . sudah mulai main nih"

"Mang kamu ngerti ceritanya...?" godaku

"Ngerti dikit eyang putri, aku cuma suka dengerin lagunya"

Kakak perempuanku bilang, cucu cucunya gak akan berangkat tidur sebelum mendengarkan lagu pembuka Mahabarata. Dan suaminya akan terus berbicara bak politikus usai mengikuti trik politiknya Sengkuni. Berdebat dengan anak dan menantunya esok pagi. Tokoh Mahabarata memang sangat kuat per individunya. Kisah ini sarat dengan filosofi kehidupan dan berkebangsaan.

Sungguh inilah fenomenal drama berseri yang mampu mengumpulkan sebuah keluarga setelah aktifitas seharian yang kadang menjemukan. Sepiring gado gado kisah yang tak bosan dan sehat untuk dikonsumsi.

Memiliki idola masing masing dalam setiap tokohnya. Tentu saja pendawa lima kesukaan anak anak dan para wanita dan Dewi Drupadi idola para ibu dan bapak.

Teringat berpuluh tahun yang lalu kisah mahabarata versi wayang kulit yang terdengar dari radio transistor

Bapak, episode saat Drupadi jadi teruhan judi Yudhistira dan Dursasana. Dursasana yang memenangkan taruhan, namun pertolongan dewa ada dipihak Drupadi. Kain pembungkus tubuhnya tak pernah terlepas sehelai benangpun, hingga Dursasana terkapar frustasi tanpa pernah sempat menuntaskan birahinya. Saya jadi berandai andai. Andai jaman sekarang pertolongan itu selalu ada dari yang maha kuasa untuk wanita di dunia ini yang sedang terancam kehormatannya .

Benang merah kisah ini menurut saya ada pada tokoh sengkuni, personafikasi manusia yang penuh kelicikan, culas, penuh kebusukan. Pintar dan banyak akal, tapi digunakannya untuk memfitnah, mencelakakan dan menghasut orang lain. Saya kagum dengan tipe manusia macam ini, meski tak setuju dengan banyak akal yang digunakan untuk membuat kegaduhan dan huru hara . Saya kagum pada kelicikan sengkuni, karena saya selama jadi manusia tak pernah bisa sekalipun banyak akal untuk mengalahkan lawan.

Berkat kehebatannya dalam memfitnah dan sifat oportunis sengkuni perang baratayuda pun terjadi.

Apa yang bisa dipetik dari kisah perang baratayuda dalam Mahabarata? benarkah kehancuran musuh atau Kurawa akan lebih baik ketimbang mereka semua dibiarkan tersisa di jagad mahabarata?. Pendapat saya seperti pendapat Dewi Gendari yang kehilangan putranya. Harusnya tak perlu terjadi perang Baratayudha, harusnya pandawa mampu membuat kurawa sadar tak berlarut larut dalam perbuatan semena mena. Kurawa binasa dan akhirnya pandawapun hanya tersisa pandawa sendiri dan satu cucunya, parikesit.

Tapi sudahlah, menurut saya kemenangan ini bukanlah kemenangan pandawa, tapi kebaikan selalu mengalahkan keburukan. Semua tak akan berjalan tanpa kehendak yang maha kuasa.


6 comments:

Uniek Kaswarganti said...

Kebetulan saya, suami dan anak2 ga suka nonton tipi, hanya eyangnya yg suka nonton Mahabarata. Dan bener banget, kisah Mahabarata sudah melekat banget di memori krn sejak kecil sudah baca ttg ini di buku2nya RA Kosasih.
Sengkuni itu bukan benang merah ya klo mnrt saya. Dia itu mewakili sisi buruk di jiwa manusia. Buruk seburuk-buruknya. Akan ada memang orang yg spt itu. Itulah kenapa di akhir cerita dia mati dengan mulut dirobek (versi RA Kosasih), karena dari mulutnya lah itu segala kejahatan berasal. Pas banget diterapkan utk sehari2 kita, dimana kita harus berhati2 dg mulut kita ;)
Di film itu Pandawa masih selamat semua ya Mba? Klo di buku sih begitu hihiiii... Perlambang kebaikan akan selalu bisa bertahan menghadapi keburukan / kejahatan.

Unknown said...

Aihh, senangnya dikunjungi mak Uniek. Matur nuwun koreksinya. Sengkuni memang manusia seburuk buruknya jiwa manusia. Tapi entahlah , dulu tiap kali liat wayang kulit saya selalu menunggu gebrakan politik adu domba apalagi yang akan dia sodorkan.
Dan saya selalu terkesima,kok ada manusia macam itu, sampai detik inipun ada.

rita asmaraningsih said...

Betul sekali Mbak... berkat kisah Mahabrata mampu mengembalikan quality time antara aku dan suami... Biasanya sambil nonton Mahabrata ada saja perbincangan lain yang terselip seputar kisah keseharian kami...

Akhmad Muhaimin Azzet said...

Menyaksikan Mahabarata, pelajaran pentingnya adalah: semangat untuk selalu berbuat baik penting dimiliki oleh setiap kita. Sungguh, kebaikan akan mendapatkan kebahagiaan. Betapa pun sering tak mudah dalam meraihnya.

Unknown said...

Mbak Rita Asmaraningsih. Saya juga setuju itu. Memperbincangkan sesuatu sebelum tidur dengan pasangan, juga cara jitu utk terus memupuk komunikasa 2 arah..

Unknown said...

Semoga kita bisa terus istiqamah dalan kebaikan. Terima kasih atas kunjungan ustz. Azzett..:)